KIMIA

KIMIA

Sabtu, 03 November 2012

IDENTIFIKASI KATION DAN ENDAPANNYA



Berdasarkan sifat pembentukannya, kation dibagi menjadi lima golongan yaitu:

1)    Golongan I  :  kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbel, merkurium(I), dan perak.
      Endapan yang terbentuk dari reaksi-reaksi dari kation golongan ini sbb:
·         Ion Perak (I) dengan asam klorida encer: endapan putih perak klorida
·     Ion Timbal (II) dengan asam klorida encer: endapan putih dalam larutan yang dingin.
·         Ion Merkurium (I) dengan asam klorida encer: endapan putih.

2)    Golongan II :  kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), dan timah (III) (IV).
      Endapan yang terbentuk dari reaksi-reaksi dari kation golongan ini sbb:
·   Ion Merkurium (II) dengan hidrogen sulfida: endapan hitam dalam suasana asam.
·         Ion Tembaga (II) dengan hidrogen sulfida: endapan hitam
·         Ion Kadmium (II) dengan hidrogen sulfida: endapan kuning
·         Ion Arsenik (III) dengan hidrogen sulfida: endapan kuning
·     Ion Arsenik (V) dengan hidrogen sulfida: tak terjadi endapan segera dengan adanya asam klorida encer.
·    Ion Stibium (III) dengan hidrogen sulfida: endapan merah jingga dari larutan yang tidak terlalu asam.
·        Ion Stibium (V) dengan hidrogen sulfida: endapan merah-jingga dalam larutan yang sedang asamnya.
·      Ion Timah (II) dengan hidrogen sulfida: endapan coklat dari larutan yang tidak terlalu asam.
·   Ion Timah (IV) dengan hidrogen sulfida: endapan kuning dari larutan asam encer.

3)    Golongan III   :kation golongan ini tidak bereaksi dengan HCl encer, ataupun dengan H2S dalam suasana asam mineral encer. Kation-kation golongan ini adalah kobalt(II), nikel(II), besi(II), besi(III), kromium(III), aluminium, zink, dan mangan(II).
      Endapan yang terbentuk dari reaksi-reaksi kation golongan ini sbb:
·         Ion Besi (II) dengan NaOH: endapan putih
·         Ion Besi (III) dengan NaOH: endapan coklat kemerahan
·         Ion Aluminium (III) dengan NaOH: endapan putih
·      Ion Kromium (III) dengan larutan ammonia: endapan seperti gelatin berwarna abu-abu hijau sampai abu-abu biru.
·         Ion Kobalt (II) dengan NaOH: endapan garam basa berwarna biru
·         Ion Nikel (II) dengan NaOH: endapan hijau
·         Ion Mangan (II) dengan NaOH: endapan putih
·         Ion Zink dengan NaOH: endapan seperti gelatin berwarna putih.

4)    Golongan IV  : kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium dan barium.
      Endapan yang terbentuk dari kation golongan ini sbb:
·    Ion Barium dengan larutan ammonia: tidak terjadi endapan karena kelarutan yang tinggi
·       Ion Stronsium dengan larutan ammonia: tidak terjadi endapan
·   Ion Kalsium dengan larutan ammonia: tidak terjadi endapan karena kalsium hidroksida larut cukup banyak.

5)    Golongan V   :kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan I, II, III dan IV, merupakan golongan kation yang terakhir, yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium dan hidrogen.
      Endapan yang terbentuk dari reaksi-reaksi golongan kation ini sbb:
·         Ion Magnesium dengan larutan ammonia: endapan parsial putih
·         Ion Kalium dengan larutan natrium heksanitrikobaltat (III): endapan kuning
·         Ion Natrium dengan larutan uranil magnesium asetat: endapan kristalin kuning
·     Ion Amonium dengan reagensia Nessler: endapan coklat atau kuning sesuai dengan jumlah ion ammonium yang terdapat.


ORGANOMERKURI


Merkuri organik (RHg, R2Hg, ArHg), contohnya Metil merkuri dan etil merkuri yang keduanya termasuk bentuk alkil rantai pendek dijumpai sebagai  kontaminan logam di lingkungan. Merkuri dalam bentuk alkil dan aryl rantai panjang dijumpai sebagai antiseptik dan fungisida. Merkuri organik merupakan bentuk senyawa merkuri yang paling berbahaya. Sebagian besar peristiwa keracunan merkuri disebabkan oleh senyawa ini.

Metil-merkuri kependekan dari monometil-merkuri atau lebih benarnya kation monometil-merkuri. Terdiri dari metil ( CH3-) yang terikat atom  merkuri. rumus kimianya adalah CH3Hg+ (kadang-kadang ditulis sebagai MeHg +). Sebagai ion bermuatan positif, ion ini dapat bergabung dengan anion seperti klorida (Cl -), hidroksida (OH-) dan nitrat (NO -). Ia juga memiliki afinitas sangat tinggi untuk anion dari belerang, terutama tiol (-SH), dan dapat membentuk ikatan kovalen dalam protein yang mengandung asam amino sistein. Lebih dari satu bagian sistein dapat berkoordinasi dengan metilmerkuri, dan metilmerkuri dapat berikatan dengan logam lainnya di protein.
Metilmerkuri dibentuk dalam ekosistem perairan, dan menyusup ke dalam rantai makanan melalui mikroorganisme anaerob yang hidup dalam sistem perairan termasuk danau , sungai , lahan basah , sedimen lumpur, tanah dan laut. Proses metilasi mengubah merkuri anorganik menjadi metilmerkuri di lingkungan alam. Dalam rantai makanan, dari mikroorganisme ini, dimakan plankton, kemudian ikan kecil yang memangsa plankton, kemudian ikan yang memangsa ikan kecil, hingga puncak rantai makanan pada tingkatan predator. Pada setiap tingkatannya dalam rantai makanan konsentrasi metilmerkuri akan terus meningkat. Tingkatan predator dapat mencapai satu juta kali lebih tinggi dari konsentrasi dalam air itu sendiri.
Hal ini terjadi karena metilmerkuri memiliki waktu paruh sekitar 72 hari pada organisme perairan sehingga dalam bioakumulasi terjadi dalam rantai makanan. Organisme, termasuk manusia, burung makan ikan, dan ikan-makan mamalia seperti berang-berang dan paus yang mengkonsumsi ikan dari puncak rantai makanan akuatik menerima metilmerkuri yang telah terkumpul melalui proses ini. Ikan dan spesies air lainnya adalah salah satu sumber metilmerkuri yang signifikan. Konsentrasi merkuri dalam ikan yang diberikan tergantung pada jenis ikan, usia dan ukuran ikan dan jenis badan air.

H3C-CH2-Hg+
Kation etilmerkuri terdiri dari sebuah kelompok etil terikat dengan merkuri (II); rumus kimianya adalah C2H5Hg+ . Etilmerkuri kadang-kadang digunakan sebagai istilah generik untuk menggambarkan senyawa organomerkuri yang mengadung etilmerkuri seperti etilmerkuri klorida dan urea etilmerkuri.
Etilmerkuri merupakan salah satu metabolit dari thiomersal, yang digunakan sebagai pengawet dalam beberapa vaksin. Thiomersal adalah senyawa-melepaskan ethylmercury natrium thiosalicylate ethylmercuric, C9H9HgNaO2S, yang terbuat dari kombinasi etil merkuri klorida , asam thiosalicylic , natrium hidroksida dan etanol .
Tidak seperti metilmerkuri, etilmerkuri tidak diketemukan dalam bio-akumulasi. Etilmerkuri dan metilmerkuri memiliki efek yang berbeda pada tubuh manusia. Etilmerkuri dipecah dalam tubuh dan dikeluarkan lebih cepat dari pada metilmerkuri, sehingga memiliki resiko yang sangat kecil untuk ditimbun dalam tubuh.

Merkuri organik digunakan secara luas pada industri pertanian, industri pulp dan kertas, dan dalam bidang kedokteran. Senyawa ini juga dapat terbentuk dari metabolisme merkuri metalik atau dari merkuri anorganik dengan bantuan mikroorganime tertentu baik dalam lingkungan perairan ataupun dalam tubuh manusia.
Merkuri disiano diamida (CH3-Hg-NHCNHNHCN), metil merkuri nitril (CH3-Hg-CN), metil merkuri asetat (CH3-Hg-COOH) dan senyawa etil merkuri klorida (C2H5-Hg-Cl) merupakan senyawa-senyawa merkuri organik yang  digunakan sebagai penghalang pertumbuhan jamur pada produk pertanian. Senyawa-senyawa ini juga digunakan sebagai insektisida dan pemakaiannya dilakukan dengan cara penyemprotan pada areal yang luas, bahkan kadang kala dengan menggunakan pesawat terbang. Penyemprotan pada areal yang luas tersebut dapat membunuh organime lain, karena senyawa-senyawa ini dengan bantuan angin akan  menyebar secara meluas.
Fenil merkuri asetat (FMA) digunakan dalam industri pulp dan kertas. Penggunaan FMA bertujuan untuk mencegah pembentukan kapur dan anti bakteri/jamur pada pulp dan kertas basah selama proses penyimpanan. Hal ini sangat berbahaya karena kertas seringkali digunakan sebagai penmbungkus makanan.
Thimerosal mengandung 49.6 % etil merkuri, yang digunakan secara luas sejak tahun 1930-an sebagai antibakteri pada vaksin hepatitis. Pengunaan vaksin hepatitis yang mengandung thimerosal terhadap ibu hamil dan bayi lima tahun (balita) diduga menyebabkan meningkatnya epidemik  autisme, suatu kelainan pada sistem saraf yang ditandai dengan menurunnya kemampuan interaksi sosial (McCandless;2003).
Gambar 1. Struktur molekul Thimerosal
Metil merkuri merupakan senyawa organik yang paling yang paling berbahaya yang telah dipelajari oleh manusia. Metilasi merkuri dapat terjadi dalam tubuh organime manapun, termasuk manusia. Metil merkuri dapat berikatan dengan basa adenine. Posisi ikatan metil merkuri pada basa adenin bergantung pada pH  (Kaim; 1951).
Adanya variasi posisi metilmerkuri ini dapat menjelaskan bagaimana merkuri sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia. Dalam jaringan tubuh manusia terdapat  30 %  adenina, 30 % timina, 20 % sitosina dan 20 % guanina Merkuri yang terikat pada adenina dapat mengganggu enzim, mengganggu biosintesis protein dan lemak serta merusak DNA dan RNA.